Sambutan: Direktur BIRCB

Sambutan Direktur BIRCB

Generasi Indonesia pada masa mendatang tidak hanya membutuhkan warisan kondisi lahan atau daratan, sumberdaya laut berlimpah serta lingkungan tak tercemar yang cukup untuk bertahan hidup saja tetapi juga membutuhkan warisan dokumen-dokumen penting terkait dengan pengelolaan kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversity) serta lokasi geografisnya (biogeography) di wilayah NKRI pada masa lalu dan saat ini. Kajian menyeluruh dan terintegrasi terkait dengan biogeografis dan biodiversitas Indonesia membutuhkan usaha-usaha ekstra melalui kerjasama dan inisiatif kuat serta berkelanjutan antara perguruan tinggi, pemerintah, lembaga penelitian, komunitas, industri serta pihak strategis lainnya.

Inisiatif antara ITB dengan UNUD untuk membangun Bali International Research Center for Banana (BIRCB) merupakan salah satu bentuk keseriusan dalam mengelola biogeografis dan biodiversitas khususnya pisang. Pisang tidak hanya penting bagi Bali saja, tetapi juga sangat penting bagi Indonesia bahkan semua negara di dunia. Pisang bukanlah jenis buah biasa, tetapi banyak potensi dan nilai-nilai yang melekat padanya seperti kandungan mineral dan nutrisi, potensi bahan obat herbal, sebagai bahan pangan utama terutama di negara-negara Afrika, digunakan sebagai materi utama dalam kegiatan upacara dan budaya di Bali bahkan di tempat lainnya. Manfaat bagian lain dari tumbuhan pisang itu sendiri juga sangat beragam seperti daun, pelepah, bonggol dan bagian jantung untuk konsumsi sayuran. Bahkan pisang mengandung nilai-nilai peradaban manusia, bagaimana manusia berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya dan mempertahankan kehidupannya. Kesemua nilai-nilai tersebut menjadi sangat penting bagi generasi penerus bangsa Indonesia ke depan.

BIRCB merupakan pusat riset dan inovasi yang menggabungkan beberapa peneliti, pemerhati, pengambil keputusan, pebisnis, pemerintah daerah, komunitas lokal yang membentuk aliansi bersinerji satu dengan lainnya secara berkelanjutan. Dalam konteks pengembangan sains dan teknologi maka kekuatan interdisiplin, multidisiplin dan transdisiplin akan menjadi hal utama sehingga Bali khususnya tidak hanya dikenal sebagai pusat wisata saja tetapi juga akan dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan sains dan teknologi di dunia.