Latar Belakang

Indonesia menempati posisi ke-8 pada rangking negara dengan mega biodiversitas di dunia berdasarkan data dari organisasi Conservation International. Salah satu keunggulan utama Indonesia dalam hal biodiversitas adalah jumlah tumbuhan endemik yang dimiliki negara ini melebihi 5.000 spesies dan lebih dari 25.000 spesies tumbuhan berbunga yang tersebar di 17 ribu pulau. Hal ini merupakan aset yang sangat berharga bagi seluruh umat manusia, mengingat tumbuhan merupakan penyedia utama nutrisi bagi manusia dan material berbahan dasar tumbuhan merupakan alternatif ramah lingkungan yang menjanjikan untuk masa depan. Namun demikian, keragaman tumbuhan Indonesia yang sangat tinggi ini belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Salah satu penyebabnya adalah bahwa lebih dari 50% keragaman hayati tersebut belum teridentifikasi dengan baik, menurut Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Lebih jauh lagi, hal ini dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar yaitu punahnya suatu spesies berharga tanpa pernah terdata.

Dari 5.000 spesies tumbuhan endemik Indonesia, menurut para ahli arkeologi, pisang merupakan salah satu tumbuhan yang terspesiasi di Papua Nugini dan Indonesia timur yang kemudian berdiferensiasi dan tersebar ke daerah Asia Tenggara dan lalu ke seluruh dunia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan keragaman pisang tertinggi di dunia yang memiliki lebih dari 1000 spesies dan/atau kultivar. Di banyak daerah di Indonesia, pisang merupakan komponen penting dalam segi pangan maupun ekonomi.

Khususnya di Bali, pisang juga memainkan peranan yang sangat penting dalam aspek prosesi adat, budaya serta dalam upacara keagamaan. Tingginya tingkat penggunaan pisang di Indonesia belum ditunjang dengan teknik produksi yang baik, sehingga Indonesia masih belum mampu bersaing dengan negara-negara produsen pisang lainnya dalam hal ekspor maupun untuk memenuhi kebutuhan di beberapa daerah lokal.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka “Bali International Research Center for Banana” didirikan untuk memfasilitasi berbagai riset pisang dan inovasinya di Indonesia dan dunia. Pusat riset ini merupakan inisiatif antara Institut Teknologi Bandung dan Universitas Udayana dalam rangka peningkatan dan penguatan kolaborasi riset dan inovasi. Lokasi pulau Bali di bagian tengah Indonesia menjadikannya sangat strategis untuk menghubungkan peneliti dan masyarakat yang terlibat dalam riset pisang dari seluruh Indonesia. Kelebihan lain adalah, terkenalnya keindahan dan budaya Bali ke seluruh dunia yang menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti internasional disamping tingginya keragaman pisang lokal. Pusat riset ini memfokuskan kegiatannya pada pendirian basis data biogeografi dan biodiversitas pisang, yang akan mendukung terlaksananya berbagai riset dan inovasi sehingga akan memberikan dampak ekonomi, sosial, budaya serta peningkatan kapasitas SDM.